facebook pixel

Pengertian, Fungsi dan Cara Kerja SSH

Pengertian SSH

SSH adalah singkatan dari Secure Shell. SSH merupakan sebuah protokol yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol dan memodifikasi server secara remote. SSH ini biasa dipakai oleh administrator untuk mengelola sistem atau aplikasi tertentu dari jarak jauh. Jadi admin bisa masuk ke dalam komputer melalui jaringan, kemudian menjalankan berbagai perintah untuk memodifikasi atau mengelola file dari satu komputer ke komputer lainnya.

Pengertian SSH

SSH adalah sebuah protokol administrasi remote yang memperbolehkan pengguna untuk mengakses dan mengontrol server mereka dalam jaringan secara aman. Mulai dari menjalankan sebuah program, membuat folder, menghapus file, membuat file, transfer file, hingga menjalankan atau menghentikan sebuah services. Singkatnya, SSH memungkinkan pengguna untuk mengelola server dengan leluasa meski dari jarak jauh.

Perbedaan SSH dan Telnet

Sebelumnya dikenal istilah Telnet (TN). Telnet ini kemudian digantikan oleh SSH, protokol client-server yang bisa memberikan akses remote (jarak jauh) untuk mengakses komputer tertentu dalam sebuah jaringan. Bisa dibilang, Telnet dan SSH memiliki fungsi yang sama. Kemudian, kenapa kini Telnet digantikan oleh SSH? Jawabannya karena persoalan keamanan. Protokol Telnet sekarang dianggap tidak aman karena proses komunikasi yang dilakukan berbasis teks tanpa enkripsi.

Berbeda dengan Telnet, SSH menggunakan teknik kriptografi untuk memastikan semua komunikasi yang masuk dan keluar dari server remote terenkripsi dengan beberapa teknologi seperti enkripsi simetris, enkripsi asimetris, dan hashing. Bahkan di dalamnya juga tersedia mekanisme untuk mengautentikasi pengguna, mentransfer input dari client ke host, dan mengirimkan hasilnya (output) kembali ke klien. Singkatnya, baik Telnet atau SSH, keduanya merupakan protokol eksekusi jarak jauh. Hanya saja, SSH menggunakan enkripsi dan Telnet tidak menggunakan enkripsi. Itulah kenapa, SSH bisa menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan Telnet.

Fungsi dan Manfaat SSH

SSH ini memiliki beberapa fungsi krusial untuk mengelola lalu lintas transfer data. Secara spesifik, berikut ini fungsi dan manfaat dari SSH:

  • Mengamankan akses jarak jauh ke dalam sistem atau perangkat jaringan SSH-enabled untuk pengguna dan memprosesnya secara otomatis.
  • Melakukan transfer file otomatis dan aman.
  • SSH akan memutus koneksi secara otomatis jika ada aktivitas yang mencurigakan pada koneksi yang digunakan. Sehingga kamu bisa terhindar dari berbagai ancaman siber seperti spoofing IP dan DNS, manipulasi data, pelacakan ilegal, dan lain-lain.
  • Melakukan manajemen komponen dari infrastruktur jaringan secara aman.
  • Meluncurkan perintah secara aman pada perangkat atau sistem jarak jauh.

Cara Kerja SSH

Cara kerja protokol SSH adalah dengan menerapkan model client-server. Koneksi yang terjadi adalah SSH client (komputer yang digunakan pengguna) melakukan koneksi ke SSH server (server remote yang dituju).

Proses SSH dimulai dari client yang melakukan koneksi dan menggunakan kunci kriptografi (SSH Key) untuk memverifikasi dan mengidentifikasi SSH server. Ada dua jenis SSH Key ketika menggunakan protokol SSH. Pertama adalah Public Key yang disimpan pada SSH server dan yang kedua adalah Private Key yang disimpan dengan mengirimkan Public Key ke SSH cilent. Jika SSH client tidak memiliki pasangan kunci yang dikirimkan oleh SSH server, artinya kunci yang digunakan oleh SSH client tidak sama dengan SSh server dan koneksi tidak akan pernah bisa tersambung.

Sebaliknya, jika SSH client dan SSH server menggunakan kunci yang sama setelah melewati proses verifikasi dan otentikasi identitas, maka koneksi antara SSH client dan SSH server akan tersmbung. Koneksi yang sudah tersambung akan di enkripsi menggunakan symmetric encryption dan hashing algorithm. Proses enkripsi ini dilakukan untuk memastikan kerahasiaan dan keamanan proses pertukaran data yang dilakukan antara client dengan server.

Perlu kamu ketahui, aplikasi SSH client sudah terpasang secara otomatis pada terminal masing-masing sistem operasi berbasis Unix dan turunannya seperti Linux dan Macintosh. Sehingga, kamu bisa langsung mengimplementasikan protokol SSH hanya dengan menggunakan perintah “$ ssh username@alamat_server”. Sedangkan, untuk pengguna sistem operasi Windows, maka perlu menginstal aplikasi SSH terlebih dahulu untuk membuka koneksi SSH. Contoh aplikasi SSH client yang biasa digunakan untuk sistem operasi Windows adalah PuTTY.

Teknik Enkripsi yang Digunakan SSH

Seperti yang sudah disebutkan di atas, SSH menggunakan teknologi enkripsi untuk menjamin proses transfer informasi yang lebih aman antara server dan client. Server yang dimaksud ini adalah server remote yang ingin diakses, sedangkan client merupakan komputer yang digunakan untuk mengakses host. SSH sendiri menggunakan 3 teknologi yang berbeda, yaitu:

1. Enkripsi simetris (Symmetric Encryption)

Enkripsi simetris atau yang lebih dikenal dengan sebutan enkripsi shared key atau shared secret merupakan bentuk enkripsi di mana key symmetric digunakan untuk mengenkripsi atau mendeskripsikan pesan oleh client atau server. Teknik enkripsi yang satu ini menggunakan sepasang kunci, biasanya salah satu kunci berada di sisi server dan kunci lainnya berada di sisi client. Tujuannya supaya server mengenali client dengan tepat dan memungkinkan setiap client yang memiliki kunci untuk mengakses data/pesan.

Proses pembuatan key symmetric dilakukan oleh algoritma pertukaran kunci (Key Exchange Algorithm). Salah satu faktor yang membuat algoritma ini aman adalah key tersebut tidak ikut dipertukarkan antara client dan server selama proses pertukaran data berlangsung. Jadi uniknya di dalam Key Exchange Algorithm adalah proses pertukaran data jadi lebih eksklusif dan tidak bisa diakses oleh pihak ketiga yang ingin melakukan interupsi, mencuri atau mengakses proses pertukatan data yang sedang terjadi.

2. Hashing

Hashing adalah salah satu jenis kriptografi yang tidak bisa dienkripsi sehingga dikenal juga dengan istilah one-way-hash. Fungsi one-way-hash berbeda dengan dua jenis teknik enkripsi yang sudah disebutkan sebelumnya. One-way hash akan membuat enkripsi yang panjang dengan value yang unik dan tidak memiliki pola yang jelas untuk dieksploitasi. Karena memiliki value yang panjang dan unik enkripsi yang dilakukan merupakan enkripsi satu arah dan tidak bisa didekripsi (dibalik). Sehingga, enkripsi ini akan mengamankan setiap data yang sedang dipertaruhkan selama proses SSH berlangsung.

Perlu kamu ketahui, one-way, hash ini tidak bisa digunakan di seluruh jenis pertukaran data. SSH hanya menggunakan enkripsi one-way-hash untuk mengecek keaslian dari pesan dan sejenisnya. Pengguna bisa melakukannya dengan menggunakan sistem pengecekan seperti HMAC (Hash-based Message Authentication Codes) untuk memastikan command atau perintah yang diterima tidak bisa dimanipulasi dengan cara apapun.

3. Enkripsi asimetris (Asymmetric Encryption)

Berbeda dengan enkripsi simetris yang menggunakan sepasang kunci pada client atau server, jenis teknik enkripsi yang satu ini menggunakan dua kunci yang terpisah untuk enkripsi dan dekripsi yaitu public key dan private key.

Sama seperti namanya, public key akan dibagikan secara terbuka untuk semua client. Meski memiliki fungsi yang erat kaitannya dengan private key, dakan proses pertukaran data, prosese enkripsi hanya bisa dilakukan oleh sepasang public key dan private key, sehingga tidak bisa dilakukan dengan kunci yang berbeda. Public key sendiri hanya bisa mengenkripsi pesan. Jadi hubungan yang terjadi bersifat satu arah, sehingga host (server atau client) yang mempunyai public key tidak bisa mendeskripsi pesannya sendiri atau mendeskripsi pesan yang sudah dienkripsi oleh private key. Sedangkan, private key harus tetap bersifat private dan tidak diketahui oleh pihak lain karena private key merupakan satu-satunya komponen yang bisa mendeskripsikan pesan yang sudah dienkripsi oleh public key.

Perlu diketahui, enkripsi asimetris tidak digunakan untuk mengenkripsi keseluruhan SSH. Enkripsi ini hanya digunakan ketika Key Exchange Algorithm dari enkripsi simetris berlangsung. Sebelum mengaktifkan koneksi yang sudah diamankan, baik client atau server akan memiliki public key dan private key-nya masing-masing yang bersifat sementara dan menghasilkan shared secret key yang dimiliki oleh enkripsi simetris. Setelah jaringan komunikasi simetris berhasil dibuat, server akan menggunakan public key untuk mengirimkan verifikasi ke client untuk melakukan otentikasi. Jika client berhasil mendekripsi pesan, maka protokal SSH bisa dimulai.

Itu dia adalah Pengertian SSH dan Fungsinya, yang bisa diberikan pada kesempatan kali ini. Semoga kamu yang sedang mencari informasinya bisa terbantu setelah membaca artikel yang ada di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Konsultasi Gratis