Beberapa tahun ke belakang, strategi pengiklanan online sudah berkembang maju mengikuti revolusi industri Marketing 5.0 dan transformasi digital pada lingkup bisnis. Dimana advertiser sekaligus marketer berupaya untuk membuat iklan berbayar dan/atau native ads yang ditampilkan pada waktu yang tepat untuk menarik perhatian target pasar. Untung saja, semua itu bisa dilakukan dengan membuat kampanye iklan yang terprogram atau yang lebih dikenal dengan programmatic advertising.
Strategi pengiklanan terprogram ini sudah menjadi metode terbaik untuk membeli sekaligus menjual iklan pemasaran produk atau layanan bisnis secara lebih efektif di saluran pemasaran digital, seperti media sosial dan search engine. Dengan tujuan yang hampir sama seperti jenis iklan lainnya, yaitu mengubah calon pelanggan potensial menjadi pelanggan yang membeli atau sales lead. Tanpa harus mencari dan menjangkau leads satu per satu secara manual.
Meski bukan konsep baru, tidak sedikit advertiser dari sejumlah niche bisnis belum sepenuhnya memahami cara kerja dan tips penerapan programmatic ads yang tepat untuk menyukseskan strategi pemasaran.
Pengertian Programmatic Advertising
Jenis strategi iklan dan pemasaran dengan mengoptimalkan proses penjualan dan pembelian iklan bisnis online. Biasanya, iklan terprogram dibeli berdasarkan cost-per-impression (CPM).
Pada umumnya, metode pengiklanan ini paling cocok untuk bisnis yang ingin meningkatkan brand awareness, jangkauan dan impresi audiens, atau meningkatkan pengelolaan lead dan angka konversi. Sebut saja perusahaan di industri bisnis media dan berita, barang kemasan konsumen, fashion dan pakaian, kesehatan dan kecantikan, komputer dan elektronik, perabot rumah tangga, dan bahkan industri manufacturing kendaraan.
Metode ini memberi advertiser kemampuan untuk menempatkan iklan di beberapa saluran dengan sedikit melibatkan interaksi manusia. Hal ini karena pada dasarnya programmatic ads menghilangkan proses manual bisnis dalam media buying. Sehingga advertiser bisa meneliti dan mengidentifikasi peluang penempatan iklan, menegosiasikan harga iklan, melakukan pembelian iklan, dan melacak kinerja pemasaran iklan secara otomatis.
Selain itu, iklan terprogram ini bisa membantu brand untuk memperluas jangkauannya dalam menargetkan pelanggan secara lebih efisien. Serta mengacu pada penggunaan data insight dan algoritma saluran pemasaran seperti Google, Instagram, YouTube, Twitter, dan bahkan TikTok.
Baca juga: Beriklan di Facebook dan Instagram, Berikut ManfaatnyaÂ
Manfaat dan Kerugian Programmatic Advertising
Tentu saja, programmatic advertising memiliki sisi yang menguntungkan sekaligus merugikan kesuksesan pertumbuhan bisnis.
Dimana intinya mendorong performa bisnis untuk menargetkan persona pelanggan tertentu, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan efisiensi. Tidak heran jika saat ini penggunaan programmatic ads mencakup 72% dari semua pengeluaran display ads.
Selain keuntungan yang bisa didapatkan, berikut adalah manfaat dari iklan yang terprogram.
- Dapat menjangkau KPI sekaligus basis pelanggan yang lebih besar karena programmatic ads tidak terbatas pada satu situs atau jaringan tertentu
- Membantu bisnis mencapai return on investment yang lebih baik
- Membantu marketer untuk menjalankan strategi kampanye pemasaran di beberapa device atau platform yang berbeda
- Menganalisis data pelanggan secara lebih real-time
- Mendorong upaya advertiser untuk membantu dan mengambil keputusan pemasaran iklan berdasarkan data
Meski cara ini adalah cara yang efektif untuk menempatkan iklan di seluruh saluran dan media, metode pengiklanan ini memiliki beberapa kekurangan. Dimana iklan yang advertiser buat akan memicu terjadinya fraud traffic pada website akibat dari perhitungan cost-per-impression yang tidak mendorong penayangan atau view di depan target pelanggan.
Jenis dan Cara Kerja Programmatic Advertising
Ciri khas dari cara kerja programmatic adalah adanya penggunaan teknologi kecerdasan buatan. Teknologi AI berguna untuk menganalisis perilaku pengunjung dimana nantinya marketer bisa memahami seberapa besar kemungkinan pengunjung untuk berkonversi menjadi pelanggan bisnisnya.
Dengan begitu, marketer bisa lebih mudah mengumpulkan data pelanggan lalu menggunakannya untuk kebutuhan penargetan iklan promosi produk atau brand yang lebih cepat dan tepat sasaran.
Misalnya, jika kamu mengelola bisnis travel, maka kamu bisa menargetkan iklan kepada orang yang sebelumnya sudah menelusuri kata kunci atau keyword terkait perjalanan, seperti “sewa villa” atau tiket kereta api”. Usaha ini mencerminkan bahwa kamu tahu calon pelanggan tersebut tertarik dengan kebutuhan travel, jadi iklan kamu akan cenderung relevan dan bermanfaat untuk mereka.
Secara teori, teknologi AI akan ada di semua jenis programmatic ads, mulai dari:
- Programmatic Direct, perjanjian pembelian ruang iklan secara one-to-one antara media seller dan media buyer.
- Real-Time Bidding (RTB), jenis iklan terprogram di mana media buyer menempatkan tawaran pada ruang iklan secara real-time. Ibaratnya seperti proses lelang, ruang iklan tersebut kemudian dijual kepada penawar tertinggi, alias advertiser bisnis.
- Private Marketplace, jenis iklan terprogram dimana media seller dan media buyer menyepakati harga untuk ruang iklan sebelumnya. Cara ini dilakukan melalui penawaran langsung atau penawaran bergaransi yang terprogram.
Cara Menerapkan Programmatic Advertising
Jika kamu sudah paham dengan cara kerja programmatic ads, maka selanjutnya kamu bisa mulai mencoba untuk menerapkan dengan langkah-langkah praktis dibawah ini:
1. Segmentasi Audiens Target
Supaya iklan yang kamu program bisa terlihat di depan audiens target, kamu harus membagi atau mensegmentasi audiens ke dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristiknya.
Gunakan tools digital seperti Google Ads atau Facebook Ads untuk memudahkan proses segmentasi audiens pelanggan. Dengan begitu, kamu bisa menyebarkan iklan yang sangat relevan dengan sekelompok audiens yang sangat spesifik. Dimana hal ini bisa mendorong kemungkinan bisnis bisa memperoleh hasil konversi yang jauh lebih banyak.
2. Gunakan Platform Programmatic Advertising yang Tepat
Gunakan platform atau sistem marketing automation yang bekerja secara real-time, seperti Demand Side Platform dan Sell Side Platform.
Untuk kamu yang belum tahu, Demand Side Platform adalah platform yang memungkinkan advertiser untuk membeli inventaris iklan di beberapa platform sekaligus. Sedangkan Sell Side Platform yang juga dikenal dengan Supply Side Platform adalah platform yang memungkinkan advertiser untuk menjual tayangan iklan mereka kepada pengiklan secara real-time. Contohnya penyedia SSP yang bisa kamu gunakan adalah Google Ads Manager.
3. Jalankan Iklan Berdasarkan Customer Journey
Di dalam rangka melengkapi poin kedua dan ketiga, bisnis juga harus memahami customer journey dimana karakteristik pelanggan, keinginan yang ingin dicapai, dan langkah-langkah yang diambil dalam proses pembelian terdefinisi dengan jelas. Setelah kamu mengetahui ketiga aspek tersebut, bisnis bisa memetakan perjalanan pelanggan dan mengidentifikasi customer touchpoint dimana programmatic advertising akan bekerja paling efektif.
4. Jalankan Kampanye Retargeting
Beberapa ahli mengatakan bahwa strategi penargetan ulang atau retargeting adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan produk atau layanan. Pasalnya, retargeting membuat marketer bisa menargetkan audiens pelanggan yang sudah menunjukkan minat pada produk atau lyanan sebelumnya.
Misalnya, jika kamu mengetahui pelanggan sudah mengunjungi situs kamu dan melihat produk yang mereka minati. Maka kamu bisa menargetkan mereka secara terprogram dengan iklan untuk produk tersebut.
Kamu juga bisa menawarkan diskon atau insentif lain untuk mendorong pembelian oleh pelanggan. Dengan begitu, bisnis berkesempatan memperoleh keuntungan atau profit dari setiap pendapatan penjualan.
Itu dia penjelasan lengkap terkait dengan Programmatic Advertising yang bisa diberikan pada kesempatan kali ini. Semoga kamu yang sedang mencari informasinya bisa terbantu setelah membaca artikel yang ada di atas.