facebook pixel

Cara Membangun dan Mengukur Strategi Performance Marketing

Strategi Performance Marketing

Perkembangan teknologi internet dan transformasi digital sudah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, mulai dari kehidupan sosial masyarakat, kebutuhan dan perilaku, manajemen proses bisnis (BPM), hingga penerapan strategi pemasaran dan pengiklanan. Hal ini membuat para marketer atau advertiser untuk memiliki kemampuan dan kewenangan yang luar biasa untuk mengelola proses pemasaran digital dengan cara seefektif dan sehemat mungkin, yaitu dengan strategi performance marketing.

Pada dasarnya, performance marketing menggabungkan konsep paid advertising dan brand marketing. Di mana advertiser atau dari satu bisnis akan membayar biaya pemasaran ke perusahaan atau platform digital marketing ketika tujuan bisnis dalam hal marketing telah tercapai. Misalnya, ketika calon pelanggan mengklik suatu halaman pada website bisnis atau perusahaan mendapatkan closing sales.

Jika ternyata perannya begitu besar untuk pertumbuhan kesuksesan bisnis, maka pertanyaan yang mungkin muncul di benak Anda adalah “bagaimana cara menerapkan strategi performa marketing yang paling efektif?”

Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya!

Pengertian Performance Marketing

Performance marketing adalah strategi pemasaran dan advertising di mana advertiser membayar perusahaan marketing, platform periklanan, dan/atau kemitraan atau bisnis afiliasi ketika pengiklan berhasil mendapatkan tujuan strategi kampanye pemasaran tertentu.

Oleh karenanya, secara tidak langsung metode pemasaran ini melibatkan strategi affiliate marketing yang sepenuhnya didorong oleh metrik dan tujuan dari pemasaran bisnis. Dengan pemasaran afiliasi, marketer bisa memasarkan produk dan layanan dengan tujuan mengarahkan traffic CTR, dan sales mix ke website bisnis lain.

Di tengah perkembangan digitalisasi bisnis untuk pemasaran, performance marketing mencakup programmatic marketing. Mengotomatisasikan proses penjualan dan pembelian iklan bisnis online. Dengan cara menempatkan iklan di beberapa saluran yang sedikit melibatkan interaksi manusia untuk memaksimalkan ROI dari setiap aset bisnis dan kampanye pemasaran dan memperluas jangkauan bisnis dalam menargetkan pelanggan yang lebih efisien.

Itulah kenapa performance marketing paling optimal bekerja dengan strategi native advertising, alih-alih traditional marketing dan organic marketing. Pasalnya, advertiser membuat kampanye iklan untuk sasaran konversi tertentu dan hanya membayar untuk CTR atau tindakan konversi lainnya.

Cara Mengukur Performa Marketing

Berdasarkan dengan penjelasan dan teori dasar yang sudah diberikan, terlihat jika performance marketing ditentukan oleh jumlah ROI atas keberhasilan digital marketing. Di mana setiap aktivitas dan tindakan pemasaran akan diukur, dilaporkan, dan dianalisis berdasarkan KPI marketing yang sudah ditentukan sebelumnya.

Sehingga, marketer bisa memahami dan mengoptimalkan hasil kampanye pemasaran untuk upaya meningkatkan performa bisnis secara keseluruhan.

Sehubungan dengan hal tersebut, ahli marketing merumuskan tolls pengoptimalan kinerja yang bisa membantu proses kampanye dan pengumpulan data pemasaran. Semakin banyak data yang dimiliki, semakin dalam marketing insight yang diperoleh.

1. Cost Per Thousand Impression (CPM)

Adalah biaya yang harus marketer atau advertiser bayar untuk setiap 1000 impression atau tayangan iklan digital di website. CPM biasanya dipilih untuk kampanye pemasaran yang fokus pada peningkatan brand awareness. Sehingga, CPM tidak mengukur tindakan yang diambil oleh end user sebagai calon konsumen bisnis karena hal tersebut hanya menentukan harga untuk menampilkan kampanye iklan.

2. Cost Per Click (CPC)

Merupakan satu metrik engagement yang lebih baik daripada CPM dimana CPC menunjukkan harga yang marketer keluarkan untuk setiap kali pengunjung mengklik iklan. Sehingga, bisnis bisa dengan jelas mengukur tingkat keterlibatan audiens dalam mengakses iklan.

Tidak jauh berbeda konsepnya dengan pay per click (PPC), CPC yang lebih tinggi mengartikan bahwa nilai konversi juga bernilai tinggi. Misalnya, brand manufacture mobil mewah menetapkan CPC yang cukup tinggi. Kondisi ini membuat perusahaan akan menargetkan audiens yang jauh lebih kecil dari pelanggan potensial tinggi yang cenderung membeli mobil mahal.

3. Cost Per Action (CPA)

Metrik pengukuran performance marketing selanjutnya adalah cost per action (CPA) dimana merepresentasikan upaya marketer dalam mengukur kinerja kampanye. Apakah sesuai dengan tindakan spesifik yang bisnis inginkan untuk dilakukan oleh audiens target atau tidak.

Misalnya, aktivitas audiens dalam konversi dan menjadi sales lead. Lalu, memilih berlangganan dengan email newsletter, mendaftar atau subscribe website, melakukan pembelian barang, dan tindakan lainnya.

Dalam strategi pemasaran ini, tindakan yang diambil oleh pelanggan potensial dianggap sebagai hasil nyata dan terukur yang penting untuk perkembangan pemasaran bisnis. Dan sebagai metrik terbaik bisnis dalam mengakuisisi pelanggan di basis yang menguntungkan.

4. Lifetime Value (LTV)

Seperti arti istilahnya, metrik lifetime value berkonsentrasi pada nilai seumur hidup pelanggan yang terjadi selama customer journey, dan hubungan atau komunikasi dengan brand perusahaan (brand communication).

LTV merujuk pada nilai konsumen yang berkontribusi pada profitabilitas bisnis selama menjadi pelanggan. Selain itu, LTV juga memperkirakan jumlah pembelanjaan yang diharapkan dari pelanggan yang terakuisisi. Berdasarkan aktivitas berkelanjutan mereka dengan menggunakan metode lanjutan, seperti predictive analytics.

Baca juga: 7 Strategi Social Media Marketing untuk Bisnismu

Cara Membangun Strategi Performance Marketing

Nah, sesuai tema utama artikel ini, mari kita bahas satu per satu cara membangun dan menerapkan strategi performance marketing.

Sebelum kamu bisa mengukur keberhasilan kampanye apapun, penting untuk menetapkan sasaran atau tujuan kampanye pemasarannya. Banyak platform iklan mengharuskan kamu menetapkan tujuan sebelum membuat iklan atau menyiapkan kampanye yang bisa menyelesaikan permasalahan pelanggan.

Karena, rincian tujuan kampanye bisa menentukan dimana iklan akan ditampilkan. Lalu kepada siapa iklan tersebut ditampilkan dan faktor-faktor lain yang penting untuk meraih kesuksesan. Ada juga tujuan pemasaran digital yang paling populer adalah:

  • Mengakuisisi atau mengkonversi prospek potensial
  • Penjualan bisnis yang meningkat
  • Rasio click-through rate yang tinggi
  • Memudahkan remarketing dan retargeting iklan
  • Meningkatkan lead generation
  • Memaksimalkan brand engagement

Selanjutnya, lakukan strategi diversifikasi atau menentukan jenis saluran pemasaran yang akan digunakan untuk menyebarkan eksposur share of voice dan jangkauan kampanye sehingga memperluas bisnis untuk sukses. Baik itu pada affiliate marketing, native ads, atau platform media sosial, carilah saluran yang secara khusus menargetkan jenis konversi bisnis dan dimana kemungkinan besar, kamu akan menemukan audience yang tertarget.

Barulah kamu bisa membuat format iklan yang bisa memenuhi permintaan dan menarik perhatian pelanggan terhadap brand bisnis. Tentu saja, syaratnya adalah kamu harus memahami pelanggan dan persona pembeli yang melekat pada mereka.

Itu dia informasi Cara Membangun dan Mengukur Strategi Performance Marketing bisnis kamu. Semoga kamu yang sedang mencari informasinya bisa terbantu setelah membaca artikel yang ada di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Konsultasi Gratis